Rabu, 15 Februari 2012

Menggambar Sketsa adalah Kegiatan Menggambar Ekspresif

Gambar Sketsa
Kegiatan membuat sketsa merupakan tradisi sejak zaman Renaissance. Namun demikian, di Indonesia khususnya di Bali, membuat sketsa sudah dilakukan sejak zaman dahulu oleh seniman tradisional yang disebut ngreka. Kegiatan ini mendahului kegiatan melukis tradisional. Ngreka dilakukan dengan membuat bentuk-bentuk di atas kanvas tradisional dengan menggunakan alat tajam dari bambu yang diraut berfungsi sebagai pena. Tintanya dibuat dari jelaga dicampur dengan cairan perekat ancur (Suryahadi 2008: 283).
Putu Wijaya (dalam http://aryofineart.blogspot.com.) menjelaskan bahwa sketsa atau sket (sketch) secara umum dikenal sebagai bagan atau rencana bagi sebuah lukisan. Dalam pengertian itu, sketsa lebih merupakan gambar kasar, bersifat sementara, baik di atas kertas maupun di atas kanvas, dengan tujuan untuk dikerjakan lebih lanjut sebagai lukisan. Mengingat sederhana penampilannya, sketsa lebih merupakan “persiapan” dari lukisan yang akan datang.
Pendapat lain mengatakan bahwa sketsa atau sket (sketch) adalah gambar yang dibuat secara tepat dan spontan dengan menggunakan garis-garis sederhana (Muharrar dan Mujiyono 2007:67). Menurut Myers (1962:69) sketsa merupakan gambar catatan. Sementara Susanto (2002:105) menyatakan bahwa sketsa yaitu memindahkan objek dengan goresan, arsiran, ataupun warna dengan tujuan baik sebagai rancangan maupun karya yang dapat berdiri sendiri (selesai).
Sketsa (dalam bahasa Inggris: sketch) dalam dunia pendidikan termasuk dalam kegiatan menggambar ekspresif sebagaimana diungkapkan oleh Garha (1979:106) bahwa menggambar sketsa termasuk jenis dari kegiatan menggambar ekspresif. Tujuan utama menggambar ekspresif ialah ekspresinya. Karena itu dapatlah dikatakan bahwa menggambar ekspresif ialah kegiatan menggambar yang berfungsi sebagai penyalur ungkapan perasaan penciptanya. Merujuk kepada pengertian menggambar ekspresif, sket atau sketsa dapat diartikan sebagai rancangan dari suatu gambar yang akan dibuat, dan dapat juga diartikan sebagai gambar ekspresif sebagai karya akhir (Garha 1979:106).
Dengan demikian, menggambar sketsa termasuk ke dalam jenis kegiatan menggambar ekspresif. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat batasan antara pengertian sket (sketch) dengan sketsa. Sket (sketch) lebih disebut sebagai gambar rancangan, sedangkan sketsa merupakan seni gambar yang berdiri sendiri sebagai suatu karya seni. Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa menggambar sketsa adalah menggambar ekspresif, yaitu memindahkan objek dalam bentuk gambar yang dibuat secara tepat dan spontan dengan menggunakan goresan garis-garis sederhana sebagai media ungkapan perasaan penciptanya secara pribadi sehingga dapat dikatakan sebagai karya final/ karya yang berdiri sendiri (selesai). Jadi, menggambar sketsa ialah membuat gambar dengan lebih mengutamakan penyaluran ungkapan perasaan.
Selain itu dalam kegiatan menggambar sketsa, garis juga termasuk unsur utama karena keberhasilan dalam mengungkapkan perasaan dapat diketahui melalui spontanitas dan kekuatan garis yang dihasilkan. Garis yang dituangkan dalam sebuah gambar sketsa memiliki karakteristik dan kekhasan tersendiri mewakili perasaan seseorang. Meskipun sketsa lebih menonjolkan karakter kegarisannya, tak dipungkiri bahwa dalam menggambar sketsa, warna juga dapat dihadirkan melalui tebal tipis garis yang digoreskan di atas bidang gambar. Dengan demikian, objek yang diciptakan secara visual dapat dilihat dari goresan-goresan yang artistik dalam waktu yang singkat.
Sebagai salah satu bentuk karya seni, gambar sketsa berfungsi sebagai sarana berekspresi yaitu sebagai medium ungkapan pribadi. Apa yang menjadi pikiran ataupun perasaan dari seseorang dapat diekspresikan melalui medium sketsa. Ekspresi dalam gambar sketsa dapat diketahui dari unsur kegarisan dan spontanitas garis yang ditampilkan. Dengan demikian, fungsi sketsa di sini sama dengan lukisan dan tampil sebagai karya final.

1 komentar: